Posts

Showing posts from November, 2015

Buat seseorang yang palingan ga akan baca post ini

Aku gak khawatir. Aku hanya sedang belajar merelakan. Supaya kalau sesuatu diambil dariku, aku tahu itu memang bukan milikku. Dan aku tidak kehilangan. Apa yang kamu bilang dulu, mungkin memang ada. Tapi mungkin bukan buat aku. Dan aku tidak lagi mencarinya. Atau mengharapkannya. Aku bisa hidup dalam kondisi seperti apapun. Kamu yang jangan khawatir.

Still, Day #1

Dengan percaya diri aku memutar tubuh membelakanginya dan berkata "aku akan mencari diriku yang hilang. Sendirian."  Lalu aku masuk ke dalam gelapnya hutan diterangi sebatang lilin.  Satu dua jam aku melangkah pasti. Tapi ketika angin usil memadamkan cahayaku, aku hilang. Aku tersesat. Aku berteriak-teriak. Minta tolong.  Seseorang yang aku tinggalkan mungkin mendengar teriakanku. Ia cuma menyahut dari luar hutan "hati-hati, Sayang!" Cih! Bukannya menolong, malah menyuruhku berhati-hati. Siapa yang tidak mau berhati-hati kalau memang bisa? Aku terpuruk terperosok. Gagal dalam hitungan jam. Lelah tapi tidak ada yg bisa menolong. Berharap hanya semakin mengecewakan. Kesepian, itu yang paling menyiksa.  Tapi ini pertarunganku. Aku tidak mungkin mengandalkan dia yang ada di belakang sana. Langkah pertama sudah kuambil. Tidak mungkin berbalik. Seluruh dunia menontonku. Seandainya aku mati di dalam hutan, aku tidak akan menyesal.  Aku berharap segera hari esok. Hari perhe

Day #1

Rasanya tersiksa. Rasanya kayak kamu harus merelakan heroinmu, yang selama ini bikin ketagihan dan jadi sumber kebahagiaan alternatifmu, dibuang di depan matamu.  Sakit dari dalam, karena tidak ingin merelakannya. Tapi harus. Sakit dari luar, karena dunia tidak berubah meskipun kamu sakit.  Ini proses yang menyakitkan. Aku tidak tega pada diriku sendiri. Haruskah ada proses ini?