Posts

Showing posts from September, 2015

Invisible Prison

When no words can express the emotion When cries can not drive out the indignation When talk can not bring conclusion When anger can not give repletion When escape can not be the solution When no one can heal the dudgeon

Do You Know My Jesus?

Have you a heart that's weary Tending a load of care Are you a soul that's seeking rest From the burden you bear? Do you know my Jesus Do you know my friend Have you heard he loves you And that he will abide till the end? --- Instrumental --- Who knows your disappointments Who hears each time you cry Who understands your heartaches Who drys the tears from your eyes. Do you know my Jesus Do you know my friend Have you heard he loves you And that he will abide till the end? Have you heard he loves you And that he will abide till the end?...

Dasar penonton.

Problematika cinta yang terlihat seperti sinetron itu sebenarnya muncul karena sudut pandang orang ketiga, si penonton yang tidak tahu keseluruhan masalah tapi berlagak seperti Tuhan yang serba tahu hanya karena merasa sudah menonton semua scene  nya.   Belum tentu si tokoh utama melakukan sesuatu dengan motif seperti yang dipikirkan si penonton, kan? Sering kali penonton memang berkomentar lebih pintar dari pemain. Padahal ketika ia yg disuruh terjun di situasi serupa, belum tentu ia sepintar tuduhan-tuduhannya. Sayangnya manusia memang tendensinya lebih suka jadi komentator saja. 

Di mana Makna Bermukim?

Apa itu makna?  Di mana makna bermukim? Apa itu makna cinta? Apakah cinta adalah realita? Atau hanya sebuah konsep dari prinsip yang dipaksakan?  Apakah cinta adalah ideologi absolut? Ataukah cinta hanya wacana tentatif? Apakah makna cinta hanyalah praktek dari prinsip hegemoni? Ataukah cinta bermakna polisemik? Apakah cinta itu salah? Apakah cinta itu benar?  Apakah makna cinta berbeda bagi kita? Di mana makna cinta itu bermukim? Di kutub negatif kah? Di kutub positif kah?