Still, Day #1

Dengan percaya diri aku memutar tubuh membelakanginya dan berkata "aku akan mencari diriku yang hilang. Sendirian." 
Lalu aku masuk ke dalam gelapnya hutan diterangi sebatang lilin. 
Satu dua jam aku melangkah pasti. Tapi ketika angin usil memadamkan cahayaku, aku hilang. Aku tersesat.
Aku berteriak-teriak. Minta tolong. 
Seseorang yang aku tinggalkan mungkin mendengar teriakanku. Ia cuma menyahut dari luar hutan "hati-hati, Sayang!"
Cih! Bukannya menolong, malah menyuruhku berhati-hati. Siapa yang tidak mau berhati-hati kalau memang bisa?

Aku terpuruk terperosok. Gagal dalam hitungan jam. Lelah tapi tidak ada yg bisa menolong. Berharap hanya semakin mengecewakan. Kesepian, itu yang paling menyiksa. 

Tapi ini pertarunganku. Aku tidak mungkin mengandalkan dia yang ada di belakang sana. Langkah pertama sudah kuambil. Tidak mungkin berbalik. Seluruh dunia menontonku.
Seandainya aku mati di dalam hutan, aku tidak akan menyesal. 

Aku berharap segera hari esok. Hari perhentian. Mungkin matahari akan menerangi jalanku. Lagu surga akan menghiburku dari kesepian. 

Mungkin, masih ada secercah harapan.

Comments

Popular posts from this blog

Everywhere I Go

Apa Kabar Teman?

Rut dan Naomi?