Coba ke lorong sebelah sana

Lihat ke sana. Picingkan matamu. Di lorong sebelah sana kamu akan mendapatkan pintu. Pintu yang menuju pusat kendali tubuh. Dapatkah kau cium bau yang berasal dari balik pintu itu? Baunya agak gosong, ya? Ya mungkin sedikit agak gosong. Tapi jangan takut, ayo dekati pintu itu, aku mau menunjukkan sesuatu padamu.

Coba buka perlahan pintu itu. Perlahan saja, jangan sampai bersuara. Ya, seperti itu. Gelap sekali, ya. Jangan. Jangan nyalakan lampu. Perhatikan saja sekitarmu. Tutup saja hidungmu kalau kau tidak kuat dengan bau gosongnya.

Apa kau bisa tebak kau berada di ruangan apa sekarang? Ya, ini ruangan otakku dan itu isi otakku. Kau sudah menjalani lorong menuju otakku. Maaf tidak ada apa-apa disana. Semua nyaris gosong karena kekecewaan. Maaf tidak ada lagi semangat yang kau temukan di awal. Semangat itu sudah terpental karena ulah mereka. 

Otakku berputar. Bekerja untuk mereka yang tidak sadar berapa banyak bahan bakar yang telah kuhabiskan untuk mereka. Aku tidak butuh ucapan terimakasih. Tapi setidaknya jangan mengeluh seakan aku tidak berusaha memutar otakku bagi mereka. Lihat, kau saksinya. Semua puing-puing dalam otakku hanya tentang mereka. Mereka selalu dalam pikiranku. Tapi otak ini lelah. Panas. Aku ingin pergi dari mereka. Secepatnya....

Comments

Popular posts from this blog

Everywhere I Go

Apa Kabar Teman?

Rut dan Naomi?