my Heavenly Father watches over me :)
surat cintanya di skip dulu ya. ini ada yang lebih cetaaarrr hahha.
saya mau cerita.
selasa,
jam 9.30 malam
akhirnya acara selesai. aku harus cepet2 pulang sebelum satpam asrama mengunci pintu asrama. kalau telat biasanya kena omel. jadi aku bergegas memulai perjalanan pulangku, petualanganku.
angkot pertama kunaiki. sepi.
ada seorang pria dengan rambut gondrong dan jeans robek-robek duduk di sebrang saya. sedikit-sedikit dia menengok ke arah saya.
aku berdoa : 'Tuhan, mungkin aku kegeeran, mungkin orang itu ga ada maksud apa-apa. tapi Tuhan, aku tidak nyaman dengan keberadaannya. tolong lindungi aku dari orang itu.'
ajaib, tidak lama setelah aku berdoa, satu per satu turun dari angkot, termasuk orang itu.
tapi sekarang ada masalah baru. penumpang di angkot itu tinggal aku seorang. aku tidak akan sadar jika si sopir membelokkan mobilnya dari trayek seharusnya, soalnya aku baru di Bandung. aku ga hafal jalannya, aku cuma tau dimana aku harus berhenti. itu juga kadang lupa.
lalu aku berdoa : 'Tuhan tolong aku, kirimkan aku teman perempuan di angkot ini.'
dan dalam hitungan detik seorang wanita naik ke angkotku itu. pasti bukan kebetulan kan?
singkat cerita, angkot yang kutumpangi tiba di pemberhentian terakhir. di situ angkot selanjutnya yang seharusnya menuju asramaku tidak ada.
aku menyusuri jalan, siapa tahu angkotnya ngetem di depan, pikirku.
semakin jauh aku berjalan, semakin aku sadar jalan di tempat itu sangat sepi. hanya beberapa angkot yang lewat dan bukan menuju tempatku. firasatku mengatakan ini akan menjadi 'malam yang tak terlupakan', entah dalam arti positif atau negatif.
aku berjalan terus dan mempercepat langkahku agar tidak terlihat sedang bingung atau takut.
di sisi jalan segerombolan kecil pemuda tengah duduk-duduk dan menyapaku. aku mengabaikan mereka. secara refleks langkah kakiku semakin cepat menjauhi mereka dan aku berdebar. semoga aku tidak diikuti.
aku menghubungi kak adhe, saudaraku seiman, yang terus mengkhawatirkanku. dia menyuruhku untuk tetap tenang dan berdiri di tempat yang terang. aku melihat sekeliling, satu-satunya bangunan yang terang adalah hotel-hotel yang menjamur di pinggir jalan raya. tidak, itu bukan pilihan yang bagus. aku disarankan naik taxi. tapi aku lebih takut lagi, karena berita di TV sekarang marak membicarakan pemerkosaan oleh supir taxi.
jadi aku tetap memilih menunggu angkot.
sesaat saja aku berhenti berjalan dan menunggu angkot, ada mobil yang mendekatiku dan berhenti di dekatku.
wah, ini gak bagus.
aku kembali berjalan dan mobil itu pun pergi.
aku kembali menunggu angkot yang tak kunjung terlihat, dan lagi-lagi ada mobil lain yang mendekatiku.
aku berusaha mengabaikannya. aku berjalan cepat lagi, tapi dia mengikuti. aku berhenti, mobil itu pun berhenti. sungguh menyebalkan. aku pun menyebrang jalan. dan mobil itu masih keras kepala, berhenti di sebrangku, menunggu.
sepintas terlintas perasaan takut. tapi aku tidak punya cukup waktu untuk merasa takut. aku terlalu sibuk meminta Tuhan menepati janjiNya. sepanjang perjalanan pulang ini aku mempertaruhkan janji Tuhan, bahwa Tuhan akan melindungi aku.
aku pulang selarut ini bukan untuk main-main. bukan untuk hal-hal hedonisme. aku mengikuti Tuesday Meeting (TM), perkumpulan rutin anak2 Ikatan Mahasiswa Advent Bandung yang bertujuan untuk meningkatkan kerohanian anggotanya. karena hujan turun cukup deras, yang datang TM hanya enam orang, termasuk pembicara. dan temanku yang biasanya mobilnya kutumpangi sedang tidak datang, mungkin karena hujan. jadi aku bertaruh, Tuhan tidak akan membiarkan aku.
entah kenapa aku merasa kuat karena pengalaman kak adhe. dia selalu datang TM padahal rumahnya juga jauh dari tempat perbaktian,dan dia pulang sendiri, tapi dia selalu selamat. Tuhan besertanya. maka berulang-ulang aku meyakinkan diriku kalau Tuhan pun pasti menjagaku seperti Ia menjaga ka adhe.
begitu aku mengaminkan hal itu, aku menengok ke belakang, angkotku telah datang. dan di angkot itu aku tidak sendiri. puji Tuhan!
akhirnya perjalanan dari angkot ke dua selesai. aku turun dengan selamat. tapi sekarang masalah baru. angkot terakhirku tidak ada. dan di daerah situ teman sekampusku pernah dibacok oleh geng motor.
ga ada yang bisa aku andalkan selain Tuhan. lagi-lagi aku hanya bisa menuntut janji Tuhan.
aku meminta bantuan doa dari teman-temanku yang menanyakan kabarku. ketika salah satu dari mereka mengatakan "barusan udah gw doain na", tiba-tiba angkot mukjizat yang kutunggu itu mendekat. dan lagi-lagi aku tidak sendiri di angkot itu. kuasa doa memang mengagumkan!
turun dari angkot, aku tinggal menghadapi tantangan terakhir dari perjalanan ini. satpam asrama. soalnya saat itu sudah pukul sebelas kurang, dan aku tidak mau dimarahi satpam.
tapi ternyata Tuhan memang menyertaiku sampai akhir. satpam yang bertugas adalah satpam yang ramah dan baik dan dia sama sekali tidak judes.
amin. aku sampai kamar.
di kamar aku menelepon kak adhe bahwa aku sudah sampai. dia bilang dia takut banget aku ga sampai soalnya hpku sempat ga bisa dihubungi. dia mendoakanku sampai menangis. aku jadi terharu dan merinding. jadi saat aku melewati semua ini, teman-temanku bertelut mendoakanku dan malaikat berpasukan menjagaku. lagi-lagi aku dibuat tercengang dengan besarnya kuasa doa.
malam itu aku tidur dengan perasaan syukur yang tak terkatakan. kasur rasanya sangat empuk, selimutku sangat hangat. aku merasa sangat terlindungi dan sangat tenang. bukan karena aku sudah di kamar yang dijaga oleh beberapa satpam. bukan karena aku terlindung dari hujan angin dingin di luar sana. bukan karena aku tersembunyi dari incaran para hidung belang. tapi karena aku telah membuktikan Tuhanku yang menjagaku sanggup melakukan apa saja, sanggup menenangkan hatiku, dan setiap detik aku selalu diperhatikan olehNya, tak lepas dari pandanganNya.
lalu, apalagi alasanku untuk takut, khawatir, dan meragukanNya? :)
saya mau cerita.
selasa,
jam 9.30 malam
akhirnya acara selesai. aku harus cepet2 pulang sebelum satpam asrama mengunci pintu asrama. kalau telat biasanya kena omel. jadi aku bergegas memulai perjalanan pulangku, petualanganku.
angkot pertama kunaiki. sepi.
ada seorang pria dengan rambut gondrong dan jeans robek-robek duduk di sebrang saya. sedikit-sedikit dia menengok ke arah saya.
aku berdoa : 'Tuhan, mungkin aku kegeeran, mungkin orang itu ga ada maksud apa-apa. tapi Tuhan, aku tidak nyaman dengan keberadaannya. tolong lindungi aku dari orang itu.'
ajaib, tidak lama setelah aku berdoa, satu per satu turun dari angkot, termasuk orang itu.
tapi sekarang ada masalah baru. penumpang di angkot itu tinggal aku seorang. aku tidak akan sadar jika si sopir membelokkan mobilnya dari trayek seharusnya, soalnya aku baru di Bandung. aku ga hafal jalannya, aku cuma tau dimana aku harus berhenti. itu juga kadang lupa.
lalu aku berdoa : 'Tuhan tolong aku, kirimkan aku teman perempuan di angkot ini.'
dan dalam hitungan detik seorang wanita naik ke angkotku itu. pasti bukan kebetulan kan?
singkat cerita, angkot yang kutumpangi tiba di pemberhentian terakhir. di situ angkot selanjutnya yang seharusnya menuju asramaku tidak ada.
aku menyusuri jalan, siapa tahu angkotnya ngetem di depan, pikirku.
semakin jauh aku berjalan, semakin aku sadar jalan di tempat itu sangat sepi. hanya beberapa angkot yang lewat dan bukan menuju tempatku. firasatku mengatakan ini akan menjadi 'malam yang tak terlupakan', entah dalam arti positif atau negatif.
aku berjalan terus dan mempercepat langkahku agar tidak terlihat sedang bingung atau takut.
di sisi jalan segerombolan kecil pemuda tengah duduk-duduk dan menyapaku. aku mengabaikan mereka. secara refleks langkah kakiku semakin cepat menjauhi mereka dan aku berdebar. semoga aku tidak diikuti.
aku menghubungi kak adhe, saudaraku seiman, yang terus mengkhawatirkanku. dia menyuruhku untuk tetap tenang dan berdiri di tempat yang terang. aku melihat sekeliling, satu-satunya bangunan yang terang adalah hotel-hotel yang menjamur di pinggir jalan raya. tidak, itu bukan pilihan yang bagus. aku disarankan naik taxi. tapi aku lebih takut lagi, karena berita di TV sekarang marak membicarakan pemerkosaan oleh supir taxi.
jadi aku tetap memilih menunggu angkot.
sesaat saja aku berhenti berjalan dan menunggu angkot, ada mobil yang mendekatiku dan berhenti di dekatku.
wah, ini gak bagus.
aku kembali berjalan dan mobil itu pun pergi.
aku kembali menunggu angkot yang tak kunjung terlihat, dan lagi-lagi ada mobil lain yang mendekatiku.
aku berusaha mengabaikannya. aku berjalan cepat lagi, tapi dia mengikuti. aku berhenti, mobil itu pun berhenti. sungguh menyebalkan. aku pun menyebrang jalan. dan mobil itu masih keras kepala, berhenti di sebrangku, menunggu.
sepintas terlintas perasaan takut. tapi aku tidak punya cukup waktu untuk merasa takut. aku terlalu sibuk meminta Tuhan menepati janjiNya. sepanjang perjalanan pulang ini aku mempertaruhkan janji Tuhan, bahwa Tuhan akan melindungi aku.
aku pulang selarut ini bukan untuk main-main. bukan untuk hal-hal hedonisme. aku mengikuti Tuesday Meeting (TM), perkumpulan rutin anak2 Ikatan Mahasiswa Advent Bandung yang bertujuan untuk meningkatkan kerohanian anggotanya. karena hujan turun cukup deras, yang datang TM hanya enam orang, termasuk pembicara. dan temanku yang biasanya mobilnya kutumpangi sedang tidak datang, mungkin karena hujan. jadi aku bertaruh, Tuhan tidak akan membiarkan aku.
entah kenapa aku merasa kuat karena pengalaman kak adhe. dia selalu datang TM padahal rumahnya juga jauh dari tempat perbaktian,dan dia pulang sendiri, tapi dia selalu selamat. Tuhan besertanya. maka berulang-ulang aku meyakinkan diriku kalau Tuhan pun pasti menjagaku seperti Ia menjaga ka adhe.
begitu aku mengaminkan hal itu, aku menengok ke belakang, angkotku telah datang. dan di angkot itu aku tidak sendiri. puji Tuhan!
akhirnya perjalanan dari angkot ke dua selesai. aku turun dengan selamat. tapi sekarang masalah baru. angkot terakhirku tidak ada. dan di daerah situ teman sekampusku pernah dibacok oleh geng motor.
ga ada yang bisa aku andalkan selain Tuhan. lagi-lagi aku hanya bisa menuntut janji Tuhan.
aku meminta bantuan doa dari teman-temanku yang menanyakan kabarku. ketika salah satu dari mereka mengatakan "barusan udah gw doain na", tiba-tiba angkot mukjizat yang kutunggu itu mendekat. dan lagi-lagi aku tidak sendiri di angkot itu. kuasa doa memang mengagumkan!
turun dari angkot, aku tinggal menghadapi tantangan terakhir dari perjalanan ini. satpam asrama. soalnya saat itu sudah pukul sebelas kurang, dan aku tidak mau dimarahi satpam.
tapi ternyata Tuhan memang menyertaiku sampai akhir. satpam yang bertugas adalah satpam yang ramah dan baik dan dia sama sekali tidak judes.
amin. aku sampai kamar.
di kamar aku menelepon kak adhe bahwa aku sudah sampai. dia bilang dia takut banget aku ga sampai soalnya hpku sempat ga bisa dihubungi. dia mendoakanku sampai menangis. aku jadi terharu dan merinding. jadi saat aku melewati semua ini, teman-temanku bertelut mendoakanku dan malaikat berpasukan menjagaku. lagi-lagi aku dibuat tercengang dengan besarnya kuasa doa.
malam itu aku tidur dengan perasaan syukur yang tak terkatakan. kasur rasanya sangat empuk, selimutku sangat hangat. aku merasa sangat terlindungi dan sangat tenang. bukan karena aku sudah di kamar yang dijaga oleh beberapa satpam. bukan karena aku terlindung dari hujan angin dingin di luar sana. bukan karena aku tersembunyi dari incaran para hidung belang. tapi karena aku telah membuktikan Tuhanku yang menjagaku sanggup melakukan apa saja, sanggup menenangkan hatiku, dan setiap detik aku selalu diperhatikan olehNya, tak lepas dari pandanganNya.
lalu, apalagi alasanku untuk takut, khawatir, dan meragukanNya? :)
Comments
Post a Comment